MATASEMARANG.COM – Wilayah timur Kota Semarang seperti di kawasan Genuk, Tambakrejo, Trimulyo dan Muktiharjo Kidul saat ini menjadi wilayah yang tergenang banjir paling parah.
Hal ini menjadi sorotan DPRD Kota Semarang. Anggota Komisi C Nunung Sriyanto menyoroti banjir yang cepat terjadi meskipun hujan hanya turun beberapa jam saja.
Ia mengatakan adanya kondisi ini menurutnya karena adanya perubahan aliran air dari wilayah atas yang lebih lancar mengalir ke hilir setelah normalisasi jembatan Nogososro.
“Masalahnya, debit air dari atas sekarang mengalir sangat cepat ke bawah karena jembatan-jembatan di kawasan itu sudah ditinggikan. Akibatnya, air menumpuk di wilayah Muktiharjo Kidul,” ujar Nunung Jumat 31 Oktober 2025.
Nunung mengatakan, air kiriman dari wilayah hulu seharusnya bisa langsung mengalir ke laut. Namun, keberadaan sabuk pantai membuat aliran air tertahan dan bergantung pada pompa air yang masih terbatas kapasitasnya.
“Pemerintah sebenarnya sudah berupaya mengatasi hal ini dengan membangun embung dan sabuk pantai. Progresnya sudah berjalan, dan ditargetkan selesai sekitar tahun 2027,” tuturnya.
Politikus Partai Gerindra ini juga mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kota Semarang yang dipimpin Wali Kota Agustina Wilujeng yang aktif turun ke lapangan saat banjir melanda.
“Ibu wali kota luar biasa. Hampir setiap hari beliau turun ke lokasi banjir. Bahkan, tadi malam sampai jam tiga dini hari masih memantau kondisi di Muktiharjo,” bebernya.
Dia menilai, persoalan utama banjir juga terletak pada pompa air yang belum berfungsi maksimal. Bahkan sebagian pompa dalam kondisi rusak dan membutuhkan perbaikan.
 

















