Kisah Akbar dan Ilham Jadi Pelatih Badminton Anak-anak Tianjin

Awal mula melatih

Saat wartawan ANTARA menemui Bayu dan Ilham Muhammad Ramdan (28), sesama pelatih asal Indonesia di klub yang sama, Bayu menyebut sudah menjadi pelatih badminton di Tianjin sejak 2016.

“Sebelumnya saya memang pemain badminton di Klub Mutiara Cardinal Bandung, tapi karena tidak masuk ke pelatnas saya lalu diajak teman untuk melatih badminton juga di satu klub di Semarang,” kata Bayu.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Ginting Tumbang di Babak 32 Besar Japan Open 2025

Saat melatih di Semarang itulah, seorang teman sesama pemain badminton Indonesia menyapanya di media sosial dan bertanya apakah ia mau menjadi pelatih badminton di China.

Meski awalnya Bayu berpikir tawaran tersebut hanya basa-basi, ia pun menyanggupi ajakan tersebut dan melengkapi syarat-syarat yang dibutuhkan dan ternyata membawanya ke Tianjin.

Bayu masih mengingat dengan jelas saat-saat pertama ia pergi keluar negeri langsung ke China.

“Paling utama kesulitan di bahasa, karena di sini harus menggunakan bahasa Mandarin. Tantangan lain adalah ke murid di sini harus tegas, jadi saat melatih, pelatih harus aktif bicara,” ungkap Bayu.

BACA JUGA  Grafik Positif, Kendal Tornado FC Raih Empat Kemenangan Sepanjang November

Bayu yang mengaku awalnya sama sekali tidak bisa berbahasa Mandarin. Ia pun mulai belajar Mandarin sambil melihat rekannya sesama pelatih lainnya. Bila ia harus mengomentari bentuk pukulan anak didiknya tapi tidak bisa menemukan kata yang tepat, maka ia menggunakan bahasa isyarat untuk memperbaiki gerakan.

“Karena teknis yang benar adalah yang dicari di sini,” ungkap Bayu.

Bahkan Bayu mengaku pernah diminta salah satu orang tua dari muridnya agar memukul sang anak didik bila pukulannya meleset.

Pos terkait