MATASEMARANG.COM – Akademisi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang (Udinus), Linda Ayu Oktoriza memberikan strategi pengelolaan keuangan keluarga.
Linda Ayu menjelaskan pengelolaan keuangan ini penting karena berhadapai dengan inflasi yang merupakan musuh tersembunyi.
Inflasi ini kerap dianggap remeh namun menggerus daya beli keluarga secara diam-diam.
Dia mengingatkan, proporsi cicilan sebaiknya tidak lebih dari 30 persen dari total pendapatan.
“Kalau untuk rumah masih wajar, karena nilainya terus naik. Namun cicilan mobil, kartu kredit, pay later, apalagi pinjaman online, sering kali lebih bersifat konsumtif,” beber Linda.
Dijelaskan, fenomena fear of missing out (FOMO), turut memicu perilaku belanja yang kurang sehat, mulai dari tren “ngopi cantik”, hingga nongkrong demi gaya hidup.
“Boleh mengikuti tren, tapi harus sesuai proporsi. Jangan sampai mengorbankan kebutuhan pokok,” ujarnya.
Selain manajemen cicilan, Linda menekankan perlunya alokasi dana untuk kebutuhan jangka panjang, seperti pendidikan, kesehatan, dan pensiun.
Biaya sekolah swasta, menurutnya, kini hampir setara dengan sekolah negeri, bahkan biaya kuliah harus dipersiapkan sejak awal.
Dia juga menekankan pentingnya dana darurat, karena tidak semua kebutuhan kesehatan dapat ditanggung BPJS.
Sementara untuk masa pensiun, Linda mengingatkan agar itu semua dipersiapkan.
Kalau tidak dipersiapkan, beban bisa jatuh ke anak. Karena itu, tabungan dan investasi sebaiknya dilakukan sejak dini.
Dalam sesi simulasi, Linda mencontohkan, bagaimana melakukan pembagian anggaran dari pendapatan Rp9 juta per bulan.
















