Agustina berharap buku dan pameran kartu pos ini mampu menggugah ingatan kolektif masyarakat, terutama para sesepuh Kota Semarang, untuk membuka kembali arsip-arsip lama berupa foto maupun surat yang tersimpan.
“Kalau memori-memori lama itu digali kembali, sejarah Kota Semarang akan semakin kaya,” pungkasnya.



















