Dia juga ingin memperkuat peran dan positioning PWI dalam peningkatan profesionalisme wartawan melalui pelatihan, seminar, dan kolaborasi dengan berbagai pihak serta melakukan advokasi dan memperjuangkan kesejahteraan wartawan.
”Saya juga siap membuka keran komunikasi dan aspirasi dari lintas generasi wartawan demi kemajuan PWI,” tandas wakil Sekretaris Litbang SMSI Pusat yang pernah ikut Konferensi Media Digital di Hongkong (2012 dan 2018) dan petugas Media Center Haji 2024 di Makkah dan Madinah.
Disinggung soal kans maju sebagai calon ketua PWI, Iwan berharap memperoleh suara terbanyak dari voters dalam Konferprov.
Dalam kontestasi nanti, Iwan menepis keras istilah ”Dulu Kawan Kini Lawan” karena Imam dalam keseharian adalah partner kerja yang berkembang bersama di Suara Merdeka.
Sementara itu, Imam juga ingin mengembalikan marwah PWI sebagai rumah besar tempat berkumpulnya para pewarta dan pekerja media untuk saling sharing.
Dia juga menawarkan program peningkatan kecerdasan dan kompetensi wartawan melalui beragam pelatihan jurnalistik.
“Maju sebagai ketua PWI di Konferprov agar suasana organisasi sebesar ini lebih hidup, tidak aklamasi. Harus ada persaingan. Apapun hasil pemilihan nanti, Mas Iwan tetaplah teman kantor, dan saudara,” kata wartawan yang pernah meliput Sidang Umum MPR di Jakarta tahun 1990-an dan dijadikannya sebagai tugas jurnalistik yang berkesan.
Dalam perspektif Imam, PWI hadir untuk turut menyejahterakan wartawan dan sebagai garda terdepan pembela wartawan manakala terjadi masalah terkait dengan produk jurnalistik. Saat konferprov nanti, dia memasang target bisa meraih 50 persen plus satu suara.