MATASEMARANG.COM – Kelompok tani Tunggak Semi yang berada di Dusun Krajan, Desa Sojomerto, Kecamatan Gemuh, Kendal menerapkan sistem pertanian organik.
Ketua Kelompok Tani Tunggak Semi menjelaskan pengembangan sawah organik memiliki tantangan tersendiri.
Pengalaman yang dialami para petani organik adalah ketika hasil panen berkurang drastis hingga 60 persen.
Hal itu dikarenakan waktu peralihan dari pupuk kimia menuju pupuk alami.
Setelahnya, barulah hasil panen dari sistem pertanian organik bisa lebih terlihat hasilnya.
Lahan yang digunakan untuk pengembangan sawah organik Kelompok Tani Tunggak Semi saat ini seluas 400 meter persegi.
“Panen pertama memang menurun karena proses adaptasi, tapi sekarang alhamdulillah hasil panen kedua sudah mulai meningkat dan bahkan melebihi sebelumnya,” ungkap Ketua kelompok.
Sementara itu, Bupati Dyah Kartika Permanasari mengapresiasi kelompok tani Tunggak Semi.
Ia menilai langkah berani kelompok tani Tunggak Semi dalam beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik sebagai bentuk kepedulian terhadap keberlanjutan lingkungan.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif kelompok tani Tunggak Semi. Ini adalah langkah maju yang perlu didukung bersama. Sistem pertanian organik ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bisa menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya di Kabupaten Kendal,” ujar Bupati Dyah Kartika Permanasari.
Bupati juga berharap, keberhasilan sistem ini dapat ditularkan ke petani-petani lain agar dampaknya lebih luas.
“Sistem ini sangat baik karena tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, terutama pada lahan persawahan yang selama ini banyak terpapar bahan kimia,” imbuhnya.
















