“Semakin kita sering bertemu, semakin kita sering berdoa, saya meyakini kota Semarang akan tetap menjadi kota yang damai. Tempat kita tinggal, tempat kita tumbuh,” ujarnya.
Lebih jauh, Agustina menegaskan bahwa upaya menjaga kerukunan tidak hanya bersifat jangka pendek menjelang hari besar keagamaan, tetapi juga dirancang secara berkelanjutan ke depan.
“Untuk tahun 2026, mungkin kita akan lebih sering berkumpul dengan pendeta, dengan FKUB dan tokoh agama lain, kita buat rancangan tahun 2026 ini menjadi semakin indah untuk Kota Semarang,” tandasnya.



















