Pemkot Semarang Atasi Sampah Organik lewat Inovasi Gumregah

Wali Kota Semarang panen maggot di Jabungan (matasemarang.com/Lia Dina)
Wali Kota Semarang panen maggot di Jabungan (matasemarang.com/Lia Dina)

MATASEMARANG.COM – Pemerintah Kota Semarang menginisiasi inovasi program gerakan terpadu masyarakat mengelola sampah (Gumregah).

Inovasi ini menjadi terobosan nyata serta solusi strategis untuk mengatasi masalah sampah organik di Kota Semarang.

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menghadiri panen perdana budidaya maggot di Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik pada Sabtu 13 September 2025.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Kepercayaan Masyarakat terhadap Pungutan Pajak Menurun, Begini Tanggapan Kepala Bapenda Kota Semarang

“Ini adalah terobosan nyata dan solusi strategis untuk mengatasi masalah sampah organik di kota kita. Mengingat lebih dari 60 persen sampah di TPA Jatibarang adalah limbah organik, maka kehadiran program seperti ini sangat vital,” kata Agustina dalam keterangannya, Senin 15 September 2025.

Budidaya maggot yang telah dimulai sejak 1 Agustus 2025 ini menunjukkan hasil yang signifikan.

Hanya dalam waktu kurang dari dua bulan, lokasi budidaya di Jabungan telah mampu menghasilkan 100 kg maggot per hari, sekaligus menghabiskan 1 hingga 2 ton sampah organik setiap harinya.

BACA JUGA  40 Pelaku UMKM Semarang Dibekali Ilmu tentang Sistem Pelaporan Keuangan

Lebih dari sekedar mengelola sampah, program ini juga fokus pada pemberdayaan masyarakat. Hasil panen maggot akan dimanfaatkan sebagai pakan bernutrisi tinggi untuk ternak, hingga pupuk organik (kasgot) bagi petani kangkung, cabai, dan tomat.

Semua kegiatan ini dilakukan di lahan “Banyumanik Berdaya” dan dikelola oleh warga setempat.

“Binatang peliharaan (ternak) apa yang akan memiliki nilai ekonomi tinggi jika makan maggot? Ayam, lele, dan bebek. Ya nanti tahun 2026 kita akan turunkan percobaan menggabungkan antara usaha rumah maggot dengan usaha peternakan,” paparnya.

Pos terkait