Dirinya menambahkan, pendistribusian dari dapur umum dilakukan secara langsung ke beberapa titik lokasi banjir untuk memastikan bantuan sampai kepada mereka yang membutuhkan. Selain itu, distribusi juga dilakukan melalui Ketua RT atau Ketua RW, yang turut membantu dalam penyaluran makanan kepada warga di wilayah mereka masing-masing.
“Para relawan dan ibu-ibu PKK gotong royong memasak dan menyiapkan menu makanan. Semangat ini yang harus kita jaga,” ucapnya.
Dalam pelaksanaan aksi sosial ini, tidak hanya Organisasi Perangkat Daerah atau OPD Kota Semarang yang telah berpartisipasi membantu dalam pemenuhan permakanan bagi korban banjir, melainkan juga mendapatkan dukungan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari sejumlah perusahaan swasta hingga perhotelan.
“Saya tidak menyangka bantuan yang diberikan dari teman-teman dunia usaha ini banyak sekali. Kolaborasi yang tepat manfaat semacam ini bisa meringankan masyarakat,” tuturnya.
Pendirian dapur umum merupakan bagian dari upaya tanggap darurat Pemkot Semarang dalam menghadapi bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah.
Dengan dibukanya dapur umum ini, Pemkot Semarang menunjukkan komitmen nyata pemerintah daerah dalam menghadapi musibah banjir sekaligus memastikan keselamatan dan kenyamanan warga di masa tanggap darurat. Posko ini berada di titik-titik rawan banjir di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Gayamsari (Kelurahan Kaligawe, Tambakrejo, Sawah Besar, Siwalan); Kecamatan Pedurungan (Kelurahan Tlogosari Kulon, Muktiharjo Kidul), dan Kecamatan Genuk (Kelurahan Terboyo Wetan, Trimulyo, Gebangsari, Genuk Sari).
















