“Sejumlah tawaran yang disampaikan imam Foundation, kami respons serius, di antaranya beasiswa kuliah di tiga negara yaitu Maroko, Libya, dan Turki kepada para santri,” katanya.
Pada program training calon imam dan dai, rencananya untuk pengiriman imam dan dai ke sejumlah negara yang minoritas.
Imam Foundation berjanji segera menyelenggarakan program-program yang sesuai dengan Pesantren MAJT.
Desainnya pascapelatihan akan dilakukan penyaringan terhadap santri-santri yang memenuhi kualifikasi dari sisi hafalan Qur’an dan hadis juga aspek bahasa untuk dikirim ke Amerika latin.
Menurutnya, semua rintisan kerja sama akan dikawal oleh Ustaz Aulia yang menjadi penanggung jawab Imam Foundation di Indonesia.
“Beliau mengapresiasi atas respons kuat dari Pesantren MAJT, yang merilis kunjungan tersebut di belasan media massa,” ujarnya.
Dr Syaifudin menjelaskan kerja sama dengan Imam Foundation United Kingdom selaras dengan visi yang dikembangkan pesantren.
Visi pesantren ini mencetak generasi penghafal Al-Qur’an yang mutqin serta berkompeten dalam keilmuan Islam. Kemudian cerdas dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan umat.
Maka langkah yang ditempuh pesantren, mewajibkan kuliah S-1 di Fakultas Agama Islam
Unwahas kemudian membekali seluruh santri dengan pendalaman berbagai kitab kuning, keterampilan jurnalistik, dan khitobah. ***