MATASEMARANG.COM – Bank Indonesia Jawa Tengah menggelar bedah buku “1830” karya Melissa Sunjaya dan Peter Carey yang menceritakan kisah Pangeran Diponegoro.
Menurut Peter Carey yang merupakan sejarawan, semakin seseorang mengenal lebih dekat dengan Pangeran Diponegoro, maka orang itu akan semakin mengaguminya.
Peter menceritakan Pangeran Diponegoro adalah sosok keturunan bangsawan yang menjunjung tinggi jiwa kesatria.
Dia tidak sembarangan menghunus keris yang dia punya hanya untuk kepentingan sesaat. Hal itu tergambar saat dia ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda waktu perang.
Dengan kemampuan perang dan senjata yang dimiliki, Pangeran Diponegoro seharusnya bisa melawan saat diringkus untuk diasingkan.
Tetapi Pangeran Diponegoro memilih diam dan tidak melakukan hal yang sebenarnya bisa dilakukan.
“Bisa saja Diponegoro langsung mengamuk saat ditangkap dan membunuh musuh dengan kerisnya. Tapi itu tidak dia lakukan. Diponegoro adalah seorang bangsawan trah Mataram dan seorang pangeran Jawa. Kalau mengamuk, maka dia akan sama saja dengan begal di jalan,” kata Peter, Selasa 26 Agustus 2025.
Peserta bedah buku terlihat antusias menyimak fakta-fakta tentang Pangeran Diponegoro yang belum diungkap dalam buku lainnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengatakan bahwa ini adalah rangkaian kedua dari bedah buku dengan tema “Refleksi Tiga Jalan (Sejarah, Sains, dan Filsafat) Menuju Bangsa Beradab”.
“Bank Indonesia ingin menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa transformasi menuju Indonesia Emas 2045 hanya mungkin dicapai apabila manusia Indonesia sadar sejarah, matang secara spiritual, dan kritis secara intelektual,” katanya.