Promosi Sirup Kental Manis yang Menyesatkan

Ilustrasi - Susu kental manis. ANTARA/Shutterstock/am.

Dalam konteks ini, stunting tidak hanya mencerminkan kekurangan gizi kuantitatif, tetapi juga kualitas gizi yang tidak memadai.

Dari sisi komposisi, kental manis memang tidak dapat disamakan dengan susu. Mengutip laman alodokter, kandungan gula dalam kental manis bisa mencapai lima kali lebih tinggi dibandingkan susu sapi biasa.

Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan bahwa asupan gula tambahan harian tidak boleh melebihi 10 persen dari total energi harian, yang setara dengan sekitar 50 gram gula untuk orang dewasa.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Swiatek Pecahkan Rekor 1 Abad Lebih Tenis Wimbledon

Bagi anak-anak, ambang batas ini tentu jauh lebih rendah. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 pun menegaskan bahwa konsumsi gula dari seluruh makanan dan minuman sebaiknya tidak melebihi 50 gram per hari, atau sekitar empat sendok makan.

Dengan komposisi yang tinggi gula dan sangat rendah kandungan proteinnya, kental manis seharusnya hanya digunakan sebagai pelengkap atau topping, bukan sebagai minuman utama, apalagi untuk anak-anak.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak keluarga yang tidak menyadari risiko ini.

BACA JUGA  Titip Anaknya Masuk SMA Negeri, Anggota DPRD Dicopot Jabatannya

Dalam banyak kasus, konsumsi kental manis sebagai minuman harian anak-anak justru dipromosikan sebagai pilihan praktis dan ekonomis.

Diperparah lagi dengan iklan-iklan yang secara visual menggambarkan kental manis sebagai bagian dari sarapan sehat atau kebersamaan keluarga.

Narasi semacam ini menanamkan asosiasi positif terhadap produk, yang pada akhirnya menutupi fakta nutrisi yang seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan makanan dan minuman.

Pos terkait