Promosi Sirup Kental Manis yang Menyesatkan

Ilustrasi - Susu kental manis. ANTARA/Shutterstock/am.

Ketika kebiasaan ini berlangsung lama, bukan hanya masalah gizi yang akan timbul, tetapi juga potensi penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes di usia dini.

Di tengah upaya besar pemerintah untuk menurunkan angka stunting nasional, persoalan konsumsi kental manis ini tidak bisa dianggap sepele.

Edukasi publik harus diperkuat, dan pelaksanaan regulasi perlu lebih tegas dan konsisten. Peran keluarga, khususnya ibu-ibu yang menjadi garda depan dalam pemenuhan gizi keluarga, harus diperkuat dengan informasi yang benar dan akurat.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Semarang Zoo Bisa Untuk Outbound dan Outing Class

Dalam hal ini, pertemuan antara Kopmas dan PKK DKI Jakarta menjadi langkah strategis yang layak diapresiasi dan direplikasi di berbagai wilayah lain.

Lebih dari sekadar produk pangan, kental manis adalah potret dari tantangan besar literasi gizi di Indonesia.

Ketika masyarakat belum mampu membedakan antara susu, minuman berpemanis, dan produk olahan lainnya, maka dibutuhkan intervensi kebijakan yang tidak hanya berbentuk regulasi di atas kertas, tetapi juga aksi nyata di lapangan.

Pemerintah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, media, hingga para pemengaruh di media sosial harus mengambil tanggung jawab bersama untuk meluruskan informasi yang salah dan menyuarakan fakta ilmiah.

BACA JUGA  Ijazah SMA dan S-1 Jokowi Disita Penyidik

Masa depan generasi Indonesia tidak boleh dikompromikan hanya karena kekeliruan persepsi dan lemahnya pengawasan.

Jika tidak segera dikoreksi, kekeliruan ini akan terus diwariskan, dan bangsa ini akan kehilangan kesempatan untuk membentuk masyarakat yang sehat, cerdas, dan tangguh secara fisik sejak usia dini.

Pos terkait