“Koordinasi lintas sektor ini sangat penting agar penanganan kesehatan bisa cepat, terutama jika terjadi kecelakaan lalu lintas, bencana akibat cuaca ekstrem, atau kondisi darurat lainnya selama Nataru,” tuturnya.
Pemkot Semarang juga menyiapkan sistem rujukan kesehatan yang terintegrasi selama Nataru. Ambulans disiagakan di sejumlah titik strategis, termasuk kawasan rawan kecelakaan dan lokasi dengan aktivitas masyarakat tinggi. Langkah ini menurut wali kota perlu dilakukan agar pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan lanjutan dapat segera ditangani tanpa hambatan.
Dalam konteks kesehatan masyarakat, Agustina menyebutkan bahwa ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan turut menjadi perhatian utama.
Dinas Kesehatan Kota Semarang diminta memastikan stok obat dan kebutuhan medis lainnya aman selama Nataru, sehingga pelayanan kesehatan tidak terganggu oleh keterbatasan logistik.
“Kami ingin memastikan selama Nataru, tidak ada masyarakat yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan. Semua harus terlayani dengan baik,” terangnya.
Lebih lanjut, Pemkot Semarang juga mengantisipasi potensi risiko kesehatan akibat perubahan cuaca di akhir tahun. Curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem dinilai dapat memicu penyakit musiman serta meningkatkan risiko bencana.
Oleh karena itu, kesiapsiagaan kesehatan diarahkan tidak hanya pada pelayanan kuratif, tetapi juga upaya promotif dan preventif selama Nataru.
Agustina Wilujeng mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan pribadi dan keluarga selama Nataru, terutama saat melakukan perjalanan atau mengikuti kegiatan dengan kerumunan besar.



















