MATASEMARANG.COM – Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,40 persen (mtm) pada Oktober 2025, lebih tinggi dari bulan sebelumnya (0,21 persen; mtm) dan dari capaian inflasi nasional (0,28 persen; mtm).
Secara tahunan, Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 2,86 persen (yoy), sejalan dengan inflasi nasional yang juga sebesar 2,86 persen (yoy).
Meski terjadi peningkatan inflasi, perkembangan inflasi Jawa Tengah masih dalam rentang sasaran 2,5±1 persen.
Dikutip dari siaran pers Bank Indonesia Jawa Tengah pada Kamis 6 November 2025, secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami inflasi secara bulanan.
Inflasi tertinggi berlangsung di Kota Surakarta yang mencatatkan inflasi sebesar 0,49 persen (mtm), sementara terendah berlangsung di Cilacap dan Purwokerto sebesar 0,33 persen (mtm).
Inflasi pada periode laporan terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga pada komoditas nonpangan, yaitu pada Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya (andil: 0,21 persen; mtm).
Inflasi pada kelompok tersebut didorong kenaikan harga komoditas emas perhiasan (andil: 0,19 persen; mtm) seiring dengan tren peningkatan harga emas dunia yang mencapai all time high pada Oktober 2025.
Peningkatan harga emas seiring ketidakpastian global yang masih tinggi. Berdasarkan data Trading Economics, harga emas dunia Oktober 2025 meningkat hingga sebesar 19,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 60,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, inflasi juga disumbang oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.
















