Tradisi Sesaji Rewanda Kembali Digelar di Semarang, Harmoni Manusia dan Alam

Prosesi Sesaji Rewanda: Tradisi Unik Pemkot Semarang di Goa Kre
Prosesi Sesaji Rewanda: Tradisi Unik Pemkot Semarang di Goa Kre

MATASEMARANG.COM – Pemerintah Kota Semarang akan kembali menggelar tradisi turun-temurun, Sesaji Rewanda, pada Sabtu (12/4) mendatang.

Acara ini dijadwalkan berlangsung dari pukul 07.00 hingga 10.00 WIB, bertempat di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati.

“Tradisi kirab Sesaji Rewanda akan dibuka langsung oleh Wali Kota Semarang, Ibu Agustina, yang akan memimpin iring-iringan menuju lokasi sesaji,” jelas Wing Wiyarso, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Senin (7/4).

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Pemkot Semarang Usulkan Revisi Perda Pajak

Setibanya di lokasi sesaji, peserta akan disuguhi penampilan Tari Bambu Krincing dan narasi sejarah mengenai Goa Kreo.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Tari Wanara Parisuka dan ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh Wali Kota Semarang, serta ngalap berkah dan ramah tamah.

Tradisi Sesaji Rewanda, yang berarti “memberi hadiah kepada monyet”, dimulai sejak abad ke-15 saat Sunan Kalijaga berupaya mendirikan Masjid Agung Demak.

Tradisi ini tidak hanya merayakan kemenangan setelah Ramadhan, tetapi juga menekankan pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan alam.

BACA JUGA  SPPG di Randusari dan Tri Lomba Juang Disidak

“Memberikan ‘hadiah’ kepada monyet-monyet di Goa Kreo adalah simbol tanggung jawab manusia untuk merawat alam,” tambah Wing.

Perayaan ini biasanya berlangsung pada tanggal 3 bulan Syawal, dengan puncak prosesi pada tanggal 7 bulan Syawal.

Acara dimulai dengan kirab dari desa menuju Goa Kreo, tempat tinggal monyet yang dihormati.

Dalam perjalanan, empat orang berkostum monyet menari untuk menghibur peserta, memeriahkan suasana.

Di bagian belakang iring-iringan, terdapat replika kayu jati yang melambangkan peran monyet dalam membantu Sunan Kalijaga memindahkan kayu.

Pos terkait