MATASEMARANG.COM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melaksanakan Program Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI) di Desa Parikesit, Kejajar, Wonosobo.
Program ini berfokus pada pengolahan buah carica Dieng melalui pendekatan zero waste dan pendampingan pengelolaan usaha bagi kelompok masyarakat produktif.
Carica yang dikenal sebagai pepaya gunung, merupakan komoditas endemik yang di dunia hanya tumbuh di tiga lokasi, salah satunya di dataran tinggi Dieng.
Desa Parikesit, yang menjadi sentra komoditas, kini menjadi laboratorium bagi tim inovator Unsoed untuk menerapkan teknologi hasil riset.
Inovasi Produk Diversifikasi Carica
Koordinator Pusat Inovasi dan Hilirisasi LPPM Unsoed, Dr. Santi Dwi Astuti, STP., M.Si., menjelaskan bahwa penelitian Unsoed telah berhasil mengolah seluruh bagian buah carica, termasuk pulp dan biji yang selama ini menjadi limbah dari produksi koktail, menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Ketua program PTTI Dr. Friska Citra Agustia menyatakan bahwa program ini bertujuan menyebarluaskan dan menerapkan teknologi tersebut kepada mitra.
“Kami membawa hasil riset yang telah teruji dan siap diterapkan (TKT 6), seperti formula dan proses pembuatan minuman jeli carica fungsional rendah kalori yang sudah berstatus paten granted. Selain itu, produk diversifikasi lain seperti selai, squash, ready to drink, dan es krim juga siap dikembangkan,” ujar Friska.
PTTI menargetkan dua mitra utama: Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Tani dan Bumdes Baladewa.
















