KWT Mekar Tani yang telah memproduksi koktail carica sejak 2012 menghadapi tantangan penurunan penjualan dan keterbatasan Ipteks dalam diversifikasi produk.
Anggota tim pelaksana PTTI, Dr. Furqon, STP., M.Si., menyampaikan, KWT Mekar Tani akan menerima pelatihan dan praktik produksi aneka olahan zero waste carica, serta pendampingan pengelolaan usaha, branding, dan pemasaran, termasuk secara online melalui e-commerce.
“Produk yang dihasilkan akan dilengkapi label, kemasan, informasi nilai gizi, serta diuruskan izin edar seperti sertifikasi P-IRT dan Halal. Kami juga memfasilitasi KWT dengan peralatan dan mesin produksi untuk meningkatkan kapasitas,” tambah Furqon.
Sementara itu, Bumdes Baladewa yang baru berdiri tahun 2024 akan didukung untuk mengembangkan unit usaha baru di sektor pariwisata.
Dr. Istiqomah, SE., M.Si., anggota tim lainnya, menjelaskan bahwa teknologi yang diimplementasikan untuk Bumdes adalah penerapan sistem informasi berbasis website dan aplikasi smartphone untuk pengelolaan Pamsimas agar lebih efisien dan transparan.
“Unit usaha baru Bumdes adalah Usaha Glamping untuk mendukung pariwisata Dieng, khususnya menarik wisatawan milenial. Tim PTTI memberikan pelatihan pengelolaan, branding, dan pemasaran untuk usaha baru ini,” terang Istiqomah.
Santi Dwi Astuti menegaskan, luaran utama program ini adalah peningkatan kapasitas produksi dan SDM mitra, terciptanya produk unggulan desa berbasis carica, legalitas usaha, dan terbentuknya kelembagaan usaha yang berdaya saing.
















