MATASEMARANG.COM – Bank Indonesia (BI) menyoroti besarnya fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan). Nilai pinjaman yang belum dicairkan mencapai Rp2.510 triliun atau Rp2,51 kuadriliun pada November 2025. Besaran ini setara dengan 23,18 persen dari total plafon kredit yang tersedia.
Pertumbuhan kredit pada tahun ini pun diperkirakan berada pada batas bawah kisaran 8–11 persen year-on-year (yoy), dan baru akan meningkat pada tahun mendatang.
“Permintaan kredit terindikasi belum kuat dipengaruhi oleh perilaku wait and see dari pelaku usaha, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, serta penurunan suku bunga kredit yang masih lambat,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu.
Padahal, pihaknya telah menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) secara signifikan sebesar 125 basis poin (bps) sepanjang 2025 hingga kini berada di level 4,75 persen.
Suku bunga deposito 1 bulan juga telah turun sebesar 67 bps dari 4,81 persen pada awal tahun menjadi 4,14 persen pada November 2025.
Namun, penurunan suku bunga kredit perbankan berjalan lebih lambat, yaitu sebesar 24 bps dari 9,2 persen pada awal 2025 menjadi sebesar 8,96 persen pada November 2025.
Meski demikian, Perry mengatakan bahwa minat penyaluran kredit perbankan umumnya masih cukup baik yang tercermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang semakin longgar, kecuali pada segmen kredit konsumsi dan UMKM.
Hal tersebut, lanjut dia, dikarenakan adanya peningkatan risiko kredit pada kedua segmen tersebut, dengan rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) bruto pada segmen UMKM sebesar 4,5 persen per November 2025.
















