Menurut Stella, yang perlu diberikan pada anak bagaimana memahami pola atau struktur. Melalui pemahaman itu, anak-anak bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang akan dihadapinya ke depan. Hal itu dikarenakan meskipun masalahnya terlihat berbeda, namun sebenarnya memiliki struktur yang sama.
“Kita perlu percaya dan tahu bahwa anak-anak memiliki kemampuan berpikir yang sangat bagus. Kedua, bagaimana kita membuka peluang agar anak-anak memang sudah punya rasa ingin tahu, tetap ingin tahu dan ingin belajar. Belajar sepanjang hayat,” terang Stella lagi.
Ia memberi contoh sederhana. Misalnya jika kita tidur jam 10 malam dan bangun jam 6 pagi, alih-alih memberikan jawaban langsung, maka lebih baik memancing anak untuk berpikir.
“Itu berapa lama tidurnya? Itu lama atau sebentar tidurnya? Pertanyaan yang membuka pikiran anak,” kata dia.
Tidak perlu diberi gawai
Stella mengingatkan orang tua untuk tidak memberikan gawai hanya untuk menenangkan anak saat makan. Padahal anak-anak mudah tertarik dengan apa yang ada di sekitarnya.
“Taruh aja nasinya disitu, pasti dimain-mainin sama dia kan? Nah, tapi yang penting orang tuanya nggak apa-apa ya kotor dikit daripada dikasih gawai,” imbuh Stella.
Stella juga menjelaskan pentingnya orang tua atau pengasuh memberikan jawaban melalui perbandingan. Misalnya saat ditanyakan kenapa manusia perlu makan? orang tua bisa menjawabnya dengan mengibaratkan makanan seperti bahan bakar pada kendaraan atau mengisi ulang daya baterai di ponsel. Kedua hal itu memiliki konsep yang sama dengan pentingnya makanan.


















