MATASEMARANG.COM – Kota Semarang memiliki topografi perbukitan di bagian selatan dan timur, yang menjadikan beberapa kelurahan di kawasan tersebut sangat rentan terhadap bencana tanah longsor, terutama saat intensitas hujan meningkat.
Kerawanan longsor di Semarang umumnya terpusat pada kawasan yang memiliki kemiringan lereng curam dan didominasi oleh tanah lempung atau tanah urukan yang mudah jenuh air, sehingga mudah mengalami pergerakan (pergeseran massa).
Berikut ini 5 kelurahan di Kota Semarang yang rawan terjadi longsor saat musim hujan:
Kelurahan Lempongsari (Kecamatan Gajahmungkur)

Kelurahan ini dikenal memiliki kontur tanah yang curam dan padat permukiman.
Lokasinya yang berada di perbukitan membuat banyak rumah dibangun di atas lereng atau dengan menggunakan talud penahan.
Kejadian longsor terakhir: Lempongsari tercatat pernah longsor pada 12 Maret 2024 sekira pukul 12.40 WIB akibat hujan yang cukup lama.
Hal itu mengakibatkan fondasi dan tebing depan rumah seorang warga mengalami longsor, dan material longsor menutup di jalan Lempongsari IX.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut namun warga mengalami kerugian material.
Kelurahan Tandang (Kecamatan Tembalang)

Tandang termasuk wilayah di Kecamatan Tembalang yang berada di daerah perbukitan dan sering diidentifikasi oleh BPBD sebagai titik rawan. Kepadatan penduduk di lereng-lereng curam meningkatkan risiko.
Kejadian longsor terakhir: Tanggul makam di Jalan Kaba Raya, Kelurahan Tandang dengan panjang 7 meter ambrol akibat tergerus aliran sungai pada Kamis 30 Oktober 2025 sekitar pukul 17.00 WIB.
Kelurahan Ngaliyan (Kecamatan Ngaliyan)

Keluarahan Ngaliyan memiliki topografi yang unik. Selain memiliki tebing-tebing tinggi, daerah ini juga dilalui aliran sungai.
















