MATASEMARANG.COM – Sebanyak 1.900 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Semarang memberikan aksi nyata untuk membantu meringankan beban para korban bencana di Sumatera yakni di Aveh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat dengan melakukan penggalangan dana solidaritas.
Aksi “ASN Charity” ini menjadi klimaks dari pernyataan transformasi yang digaungkan Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng.
“Festival ini adalah pernyataan tegas. Kita tidak cukup hanya melanjutkan tradisi; kita perlu menantang tradisi,” kata Agustina di hadapan para ASN di UTC Convention Hall saat acara Festival ASN 2025.
Agustina menegaskan bahwa reformasi birokrasi harus melampaui transformasi digital dan mengetuk sisi paling manusiawi aparatur. Semangat itu diwujudkan dengan menggeser paradigma dari “pikiran pelayan” yang terpaku pada prosedur, menuju “hati warga” yang berempati dan solutif.
“Reformasi tidak selalu harus kaku, ia bisa digerakkan lewat ide-ide segar,” ujarnya.
Personal Social Responsibility (PSR): DNA Baru ASN Semarang
Landasan perubahan ini adalah konsep Personal Social Responsibility (PSR). Jika Corporate Social Responsibility (CSR) bersifat kelembagaan, PSR adalah tanggung jawab sosial yang dihidupi setiap individu ASN dalam kesehariannya.
“Jika di dunia korporasi ada CSR, saya ingin setiap ASN Kota Semarang menghidupi PSR. Ini adalah karakter peduli yang diwujudkan dalam tindakan nyata,” jelasnya.
Konsep ini bukan wacana, sebab telah dioperasionalkan dalam tiga gerakan yang membumi: ASN Peduli Pekerja Rentan (pagar sosial untuk pekerja informal), ASN Wegah Nyampah (ASN sebagai teladan kebersihan), dan ASN Peduli Koperasi Merah Putih (penguatan ekonomi kerakyatan).
