MATASEMARANG.COM – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang Arwita Mawarti mengakui pelayanan sampah masih belum optimal.
Salah satu penyebabnya adalah anggaran yang kurang sehingga menghambat upaya tersebut.
Arwita menyebutkan anggaran ideal untuk pengelolaan sampah minimal adalah 3 persen dari APBD.
Jika APBD Kota Semarang saat ini adalah sekitar lebih dari Rp6 triliun, maka DLH Kota Semarang membutuhkan sekitar Rp200 miliar.
“Itu adalah hitungan dari pemeritah pusat. Idealnya demikian. Namun hingga kini kami di DLH Kota Semarang baru mendapatkan anggaran 1 koma sekian dari APBD,” ungkapnya, Rabu 1 Oktober 2025.
Untuk itu, dia meminta DPRD Kota Semarang untuk mengawal ini agar nantinya pada tahun 2026 mendatang DLH bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat Kota Semarang.
Selain itu, pengelolan sampah terkadang mendapatkan tantangan dari masyarakatnya sendiri.
Arwita mencontohkan, di daerah Rowosari Kecamatan Tembalang yang merupakan lokasi yang jauh dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Jatibarang.
pihak DLH ingin menyiapkan TPS di daerah tersebut sebagai ganti TPA ilegal yang beberapa waktu lalu ditutup.
“Namun dari masyarakat enggan daerah di dekatnya ditempatkan TPS. Mereka tidak ingin dilewati truk sampah. Ini yang membuat kami bingung. Di sisi lain menginginkan layanan sampah, di saat bersamaan malah ditolak,” bebernya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman mengatakan bahwa masyarakat perlu mendapatkan edukasi lebih soal sampah.
Selama ini, banyak orang yang menganggap membuang sampah di TPS adalah hal tidak terlalu penting.