Perhatian itu diwujudkan dalam langkah nyata seperti membantu pemenuhan kebutuhan dasar, mengupayakan pendidikan, mendorong terbukanya lapangan pekerjaan, penyediaan aksesibilitas dan berbagai kebutuhan penyandang disabilitas.
“Kita punya program kecamatan berdaya, di dalamnya mewadahi potensi wilayah di antaranya kelompok difabel, kelompok perempuan dan lansia, kelompok pemuda, dan lainnya. Kecamatan berdaya ini salah satu upaya kreatif yang kita munculkan agar kelompok difabel terlindungi di sana, termasuk bantuan hukum bagi mereka,” ujarnya.
Selain itu, Pemprov Jateng juga terus mengupayakan agar perusahaan, baik BUMD, BUMN maupun swasta, untuk dapat menyerap tenaga kerja dari kelompok disabilitas.
“Kesempatan kerja untuk difabel itu 2 persen di BUMD atau BUMN, kemudian 1 persen di perusahaan lain, ini sudah jalan di Jawa Tengah dan terus kita dorong,” kata Ahmad Luthfi.
Adapun terkait makan soto bareng Gubernur Ahmad Luthfi dan Kelompok Difabel itu digagas oleh pemilik warung Soto Pak Wito. Acara itu digelar sebagai bagian dari tasyakuran 1 tahun cabang Soto Pak Wito Kariadi Kota Semarang.
Dalam kesempatan itu, Pak Wito juga secara terbuka mendeklarasikan akan menjadi sahabat difabel.
“Mulai hari ini saya akan menjadi sahabat difabel. Hari ini, besok, dan seterusnya saya akan dukung kelompok difabel,” ujarnya.
















