MATASEMARANG.COM – Pada Agustus 2025, Provinsi Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,10 persen (mtm) pada Agustus 2025, setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,18 persen (mtm).
Secara tahunan, Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 2,48 persen (yoy), sementara inflasi nasional sebesar 2,31 persen (yoy).
Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami deflasi secara bulanan. Deflasi terendah berlangsung di Kabupaten Rembang yang mencatatkan deflasi sebesar 0,20 persen (mtm).
Plh. Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Nita Rachmenia menjelaskan deflasi pada periode laporan terutama dipengaruhi oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (andil: -0,19 persen; mtm).
“Penurunan harga terutama terjadi pada komoditas cabai rawit seiring dengan memasuki masa panen di Kabupaten Temanggung, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Magelang,” terangnya, Rabu 3 September 2025.
Dia menambahkan, tomat dan bawang putih juga mengalami deflasi seiring dengan pasokan yang mencukupi di pasar.
Komoditas lain yang memberikan andil deflasi, yaitu telur ayam ras seiring dengan peningkatan produksi dari peternak.
Sementara itu, komoditas daging ayam ras mengalami inflasi (andil: 0,02 persen; mtm) seiring dengan kenaikan harga pada distributor, dan komoditas beras (andil inflasi: 0,01 persen; mtm) seiring dengan puncak panen raya yang telah berlalu serta kendala distribusi.
Deflasi lebih lanjut diredam oleh Kelompok Pendidikan yang mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,06 persen (mtm), seiring dengan memasuki tahun ajaran baru 2025/2026 pada Agustus 2025 untuk jenjang perguruan tinggi.