Indonesia Beli 48 Pesawat Tempur dari Turki

pesawat tempur
Arsip foto- Pesawat tempur buatan Turkiye KAAN mendarat setelah berhasil melakukan penerbangan kedua di Ankara, Turkiye, Senin (6/5/2024). Pesawat tempur KAAN yang dikembangkan Turkish Aerospace Industries (TAI) itu diprakarsai Kepresidenan Industri Pertahanan Turki (SSB) dalam rangka memenuhi kebutuhan pesawat tempur Komando Angkatan Udara Turki. ANTARA FOTO/Reuters/SSB/Spt.

MATASEMARANG.COM – Kementerian Pertahanan RI secara resmi menandatangani kontrak pembelian 48 pesawat tempur KAAN dari pemerintah Turki.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyaksikan langsung
penandatanganan kontrak implementasi antara perwakilan pemerintah Indonesia dan Turki dalam rangkaian Pameran Pertahanan Internasional (IDEF) 2025 di Istanbul, Turki, Sabtu, 26 Juli 2025.

“Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Government-to-Government (G2G) yang sebelumnya pada 11 Juni 2025,” kata Kepala Biro Infohan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Frega Wenas Inkiriwang dalam siaran persnya di Jakarta, Senin.

Melalui kerja sama ini, Indonesia akan mendapatkan banyak keuntungan. Manfaat itu mulai dari pengembangan industri pertahanan dalam negeri hingga peningkatan kualitas SDM di bidang teknologi pertahanan.

Selain itu, kedatangan alutsista baru itu akan memperkuat pertahanan udara Indonesia.

“Basis industri lokal yang akan dibentuk di Indonesia diharapkan menjadi bukti nyata dari kemitraan yang saling menguntungkan dan berlandaskan pada persahabatan,” kata Frega.

Namun demikian, Frega tidak menjelaskan kapan kontrak efektif itu akan berjalan serta tenggat waktu pembuatan pesawat hingga sampai ke Indonesia.

Frega melanjutkan dengan adanya pembelian alutsista ini, hubungan militer antara Indonesia dan Turki bisa berjalan dengan baik.

Dia juga berharap ke depan terjalin kerja sama lain di bidang pertahanan yang dapat menguntungkan kekuatan militer Indonesia maupun Turki.

“Kolaborasi antara Indonesia dan Turki di bidang pertahanan ini menunjukkan eratnya hubungan bilateral kedua negara. Itu tidak hanya diplomasi pertahanan, tetapi juga transfer teknologi dan peningkatan kemandirian industri pertahanan nasional,” tutup Frega. (Ant)

BACA JUGA  Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor di Jateng Raup Rp300 Miliar

Pos terkait