MATASEMARANG.COM – Inflasi Provinsi Jawa Tengah pada September 2025 sebesar 0,21 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya (-0,10 persen; mtm) dan sama dengan inflasi nasioanl (0,21 persen; mtm).
Secara tahunan, Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 2,65 persen (yoy), sama dengan inflasi nasional sebesar 2,65 persen (yoy).
Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami inflasi secara bulanan.
Inflasi tertinggi berlangsung di Cilacap yang mencatatkan inflasi sebesar 0,34 persen (mtm), sementara terendah berlangsung di Wonogiri sebesar 0,12 persen (mtm).
Inflasi pada periode laporan terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (andil: 0,12 persen; mtm).
Komoditas penyumbang inflasi pada kelompok tersebut adalah daging ayam ras yang mengalami kenaikan harga seiring peningkatan harga pakan.
Selain itu, harga telur ayam ras juga meningkat seiring produksi yang terbatas di level peternak karena percepatan afkir ayam.
Harga cabai merah juga meningkat seiring masa puncak panen yang telah berlalu dan cuaca yang kurang kondusif.
Di sisi lain, bawang merah mengalami deflasi seiring dengan peningkatan pasokan memasuki masa panen di sejumlah sentra seperti Brebes.
Selain itu, inflasi juga disumbang oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,08 persen (mtm).
Inflasi pada kelompok tersebut didorong oleh kenaikan harga komoditas emas perhiasan seiring dengan harga emas dunia yang masih tinggi akibat ketidakpastian global.