MATASEMARANG.COM – Konsultan Psikiatri Geriatri dari RSKD Duren Sawit, dr. Tiur Sihombing, Sp.KJ (K), mengingatkan bahwa konsumsi obat golongan benzodiazepin seperti aprasolam dapat membahayakan kesehatan lansia. Menurutnya, sebagian pasien sering menyalahgunakan obat ini, padahal berbahaya.
“Aprasolam termasuk dalam golongan benzodiazepin yang tidak boleh digunakan jangka panjang karena risiko ketergantungannya tinggi,” jelas Tiur dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Benzodiazepin biasa diresepkan dokter untuk mengatasi serangan panik yang muncul tiba-tiba tanpa penyebab jelas. Gejalanya, antara lain, jantung berdebar kencang dan sensasi tercekik di leher, biasanya berlangsung 15-20 menit. Obat ini memang bekerja cepat meredakan gejala, tetapi penggunaan berkepanjangan dapat mengganggu fungsi kognitif lansia, meningkatkan risiko pikun atau demensia.
Tiur menyarankan lansia agar menghindari pemakaian obat ini demi mencegah efek samping seperti tubuh sempoyongan yang berpotensi menyebabkan jatuh. “Kami berusaha menurunkan dosis secara bertahap dan mengedukasi pasien tentang bahaya penggunaan jangka panjang,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter spesialis sebelum mengonsumsi obat apa pun, termasuk untuk gangguan tidur. “Lansia bisa menanyakan ke dokter jantung atau saraf mengenai waktu terbaik minum obat agar tidak mengganggu tidur,” saran Tiur.
Data menunjukkan bahwa 67% lansia di Indonesia mengalami insomnia pada 2021. Kebanyakan dari mereka sering terbangun di malam hari dan sulit tidur kembali. Kondisi ini biasanya terjadi setidaknya tiga malam dalam seminggu selama minimal tiga bulan.
Dengan risiko yang mengintai, Tiur mengimbau keluarga dan tenaga kesehatan lebih waspada dalam memantau penggunaan obat pada lansia. Pendekatan holistik dan konsultasi rutin dengan dokter menjadi kunci untuk menjaga kesehatan mental dan fisik mereka. (Ant)
Konsumsi Obat Benzodiazepin Bahayakan Kesehatan Lansia
