“Terus terang saya surprise. Anak-anak muda ini karyanya keren-keren, mulai dari poster film sampai film pendeknya. Tapi saya tadi juga menyampaikan ke Ibu Wali Kota, jangan berhenti di acara seperti ini saja,” katanya.
Samuel mendorong agar film-film pemenang dapat diputar kembali melalui agenda nonton bersama, khususnya untuk generasi muda. Ia juga menilai festival ini memiliki potensi besar untuk menggerakkan sektor lain, seperti pariwisata, kuliner, desa wisata, hingga UMKM di Kota Semarang.
“Pesertanya banyak dari luar Semarang. Ketika mereka datang ke sini, ajak juga ke desa wisata, kuliner khas Semarang, dan UMKM. Jadi pembiayaan festival ini bisa memberi manfaat ke sektor lain, tidak hanya sinema, tapi juga ekonomi kreatif secara menyeluruh,” ujarnya.
Pada malam anugerah tersebut, panitia juga mengumumkan para pemenang Lawang Sewu Short Film Festival 2025.
Penghargaan Penyunting Terbaik kategori pelajar diraih Muhammad Arjuno melalui film Pangestuku. Kategori mahasiswa dimenangkan Khansa Maliki lewat film Salah Seleh, sementara kategori umum diraih Yohanes Yoga Prayuda dengan film Gin Swa.
Untuk kategori Skenario Film Pendek Terbaik, pemenang kategori pelajar adalah film Dibalik Sapuan Warna, kategori mahasiswa diraih film Pulasara, dan kategori umum dimenangkan film Purusa: Wedding Scared.
Penghargaan Film Pendek Pilihan Juri Kategori Pelajar diraih oleh film Skaone : Di Antara Teman dan Rahasia dari SMK Negeri 4 – Semarang.
Kategori Mahasiswa: Film Pulasara dari Skandium Project – Universias Jember.



















