MATASEMARANG.COM – Pasokan komoditas pangan yang terjaga pada Mei 2025 membuat Jawa Tengah (Jateng) mengalami deflasi sebesar 0,49% (mtm).
Angka ini lebih rendah dari deflasi nasional yang berada di angka (-0,37%; mtm). Pada bulan sebelumnya, Jateng mengalami inflasi sebesar 1,38% (mtm).
Pasokan Kelompok Pangan, Minuman, dan Tembakau Jadi Penyumbang Terbesar Deflasi
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra menjelaskan, deflasi terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (deflasi 1,70%, dengan andil deflasi 0,49%; mtm) seiring dengan pasokan komoditas strategis yang mencukupi.
Komoditas utama penyumbang deflasi adalah bawang merah usai normalisasi pasca kenaikan harga bawang merah pada Maret hingga April 2025. Selain itu, harga bawang juga turun seiring memasuki masa panen di Brebes.
Cabai rawit dan cabai merah juga mengalami deflasi seiring dengan normalisasi permintaan usai libur panjang Idulfitri serta memasuki masa panen di Magelang dan Blora.
Komoditas bawang putih juga mencatatkan penurunan harga yang dirasakan mulai dari tingkat distributor.
Transportasi Andil Sumbang Deflasi
Deflasi juga disebabkan oleh penurunan harga Kelompok Transportasi dengan andil deflasi sebesar 0,04% (mtm).
Hal ini bersumber dari tarif angkutan antar kota seiring dengan normalisasi tarif angkutan antar kota pasca tuslah lebaran (tambahan pembayaran) dengan kenaikan maksimal 20-30 persen pada bulan April 2025.
Selain itu, pemberlakuan tarif opsen pajak kendaraan bermotor oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,05% sejak April 2025 juga mempengaruhi tekanan inflasi bulan Mei 2025.