Perjalanan Panjang Api Dharma Mrapen Grobogan untuk Puncak Perayaan Tri Suci Waisak di Borobudur

Pengambilan Api Dharma Mrapen untuk perayaan Tri Suci Waisak di Borobudur (Foto: Kemenag RI)
Pengambilan Api Dharma Mrapen untuk perayaan Tri Suci Waisak di Borobudur (Foto: Kemenag RI)

MATASEMARANG.COM – Api Dharma Mrapen yang terletak di Manggar Mas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan akan mengalami perjalanan panjang hingga hari kegiatan puncak Perayaan Tri Suci Waisak 2569 B.E Tahun 2025.

Sebelum sampai di lokasi puncak acara di Borobudur, dilakukan terlebih dahulu pengambilan Api Dharma dari Sumber Api Alam Mrapen.

Prosesi pengambilan api dilakukan kurang lebih pukul 12.00 WIB oleh para bhikkhu sangha, perwakilan beberapa majelis umat Buddha, perwakilan dari Kementerian Agama, TNI, Polri, perwakilan pemerintah setempat dan beberapa instansi terkait.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Bendera Merah Putih Berkibar di Puncak Gunung Ungaran

Prosesi diawali dengan penyalaan lilin panca warna serta pembacaan paritta suci dari masing-masing majelis.

Ada beberapa di antaranya majelis Sangha Theravada Dhamayut Indonesia, MBMI, Palpung, ZFZ Kasogatan, Sangha Mahayana Indonesia, dan Martrisia.

Api Dharma Mrapen selanjutnya di bawa Candi Mendut untuk disakralkan dengan pembacaan paritta suci oleh para Bhikkhu Sangha, Rohaniawan dari beberapa Majelis Agama Buddha, serta umat Buddha sebelum di bawa ke Candi Borobudur saat Waisak tiba.

Perwakilan dari Bhikku Sangha, Bhante Subhacaro menjelaskan, penggunaan Api Dharma Mrapen dalam kegiatan Waisak merupakan hal yang rutin dilakukan sebagai simbol kebangkitan dan pencerahan.

BACA JUGA  Satlinmas Semarang Dapat Insentif, Total Dana Rp 3,89 Miliar

Melalui api ini, diharapkan ada spirit kuat untuk menghilangkan hal-hal yang bersifat buruk dan membangkitkan jiwa-jiwa yang baik.

“Setelah berhasil mengendalikan itu semua diharapkan bisa membangkitkan jiwa-jiwa yang baik dalam kita dan membangkitkan kesadaran kita untuk mengikis keserakahan, kebodohan dan kebencian. Jika ini terlaksana maka wujud kesejatian akan muncul dan akhirnya pula kita mengembangkan cinta kasih, kasih sayang dan bisa mewujudkan perdamaian dunia,” terangnya.

Pos terkait