Dari data yang dihimpun Rosalia Indah dari Januari-Agustus 2025, aduan yang disampaikan kepada manajemen berjumlah 618 kasus dengan nilai total transaksi lebih dari Rp300 juta.
“Akhirnya ketika penumpang datang mau berangkat, tidak bisa, tiketnya tidak ada karena memang bayarnya tidak ke kami,” ungkapnya.
Evaluasi terhadap Google
Okki berharap adanya evaluasi terhadap Google karena pelaku kejahatan membuat lokasi palsu pada Google Maps yang mana pihak Rosalia Indah sulit mengubah semua informasi tersebut.
Hal ini karena para pelaku dengan mudah mengubah informasi yang ada, seperti halnya mengubah informasi pada platform Wikipedia.
“Saya mohon ada atensi dari Komdigi karena masyarakat sudah tergantung dengan Google untuk mencari informasi, sehingga apa yang ada di Google entah itu alamat blog palus, nomor telepon palsu, orang itu percaya,” ujar dia.
Menurutnya, baik masyarakat maupun industri mengalami kerugian terhadap aksi kejahatan siber.
“Ini tidak hanya terjadi di kami, bahkan Persatuan Hotel Indonesia pernah mengalami hal sama. Termasuk kasus indekos fiktif di UNS (Universitas Sebelas Maret) beberapa waktu lalu,” katanya.
“Orang jauh mau booking indekos untuk setahun ke depan, waktu datang ternyata indekosan fiktif,” lanjutnya.
Tanggapan Komdigi
Menanggapi aduan tersebut, Wamen Komdigi Nezar Patria mengarahkan Rosalia Indah agar membuat aduan konten terhadap pihak terkait, terutama Google.
“Bisa diadukan ke aduan konten Komdigi, bisa juga lapor ke Cyber Crime Polri, ketiga bisa dilaporkan ke Google. Jadi ini simultan dilakukan, banyak kasus ditanggapi oleh Google,” ujar Nezar Patria, mantan wartawan itu.