MATASEMARANG.COM – Lima mahasiswa yang menjadi tahanan kota lantaran terlibat kerusuhan saat May Day mendatangi Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng.
Kedatangan mereka bermaksud untuk meminta maaf atas apa yang mereka lakukan saat itu.
Mereka mengaku merusak aset milik Pemkot Semarang saat menyampaikan aspirasinya di depan Gedung DPRD Jawa Tengah.
Dengan didampingi ketua BEM Undip dan Unnes, kelima mahasiswa tersebut yakni Muhammad Akmal Sajid, Kemal Maulana, Afta Dhiaulhaq Al Falis, Jovan dan Afrizal diterima langsung Wali Kota Semarang di kantornya, Semarang, Selasa.
“Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena telah merusak aset milik Pemerintah Kota Semarang berupa barikade taman yang kemudian saya lempar ke dalam gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah. Saya menyesal dan ingin memperbaiki diri serta tidak mengulangi perbuatan yang sama,” kata salah satu mahasiswa.
Agustina Wilujeng menyambut baik inisiatif para pimpinan BEM yang mengantar lima kawannya. Mereka mengaku telah mengambil keputusan keliru dan sekarang menyesali perbuatannya.
“Hari ini para pemimpin BEM mengambil tanggung jawab untuk mengantar 5 kawannya yang mengambil keputusan yang keliru dan sekarang berada dalam posisi yang sulit. Tugas pemimpin mencari jalan yang sudah pas. Yang mau langsung datang, ini saya suka,” katanya.
Ia berpendapat bahwa aksi anarkis mahasiwa tersebut terjadi karena kurangnya pengalaman dalam menyampaikan aspirasi dengan baik dan benar.
Saat mengikuti aksi, mahasiswa juga harus melihat situasi. Jika sudah mengarah pada kericuhan hendaknya mahasiswa bisa lebih menahan.