Saatnya Lirik Obligasi dan Sukuk di Tengah Kebisingan Pasar Saham

Pekerja melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/am.

MATASEMARANG.COM – Ketika berbicara tentang investasi, saham sering kali mencuri perhatian karena fluktuasi harganya yang mencolok dan potensi keuntungan yang tinggi.

Namun, di balik sorotan pasar modal yang bising, ada instrumen investasi lain yang tak kalah penting namun sering terabaikan, yaitu obligasi dan sukuk.

Keduanya kini mulai naik daun, tak hanya karena kestabilan dan karakter pendapatan tetap yang ditawarkannya, tetapi juga karena kemajuan teknologi finansial yang membuka akses lebih luas kepada masyarakat.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Terpidana Silfester Matutina Disebut Ada di Jakarta, Kejagung Bilang Begini

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan untuk meminjam dana dari publik.

Investor yang membeli obligasi pada dasarnya memberikan pinjaman kepada penerbit, dan sebagai imbalannya akan menerima pembayaran bunga secara berkala serta pengembalian pokok di akhir masa jatuh tempo.

Sukuk, sebagai padanan syariah dari obligasi, memiliki struktur yang berbeda karena tidak berbasis bunga. Instrumen ini menggunakan skema bagi hasil atau ijarah, sehingga lebih sesuai dengan prinsip keuangan Islam.

BACA JUGA  Utang Pemerintah RI Tembus Rp9.138 Triliun

Kedua instrumen ini umumnya menjadi pilihan bagi investor dengan profil risiko moderat, yang mencari stabilitas dan kepastian pendapatan.

Selama ini, akses terhadap obligasi dan sukuk, terutama di pasar sekunder, bukanlah hal yang mudah. Meskipun tersedia di pasar modal, proses jual beli seringkali bersifat manual dan memerlukan interaksi langsung dengan dealer atau layanan pelanggan.

Bagi sebagian besar investor ritel, terutama generasi muda yang terbiasa dengan layanan instan dan digital, hal ini menjadi hambatan.

Pos terkait