MATASEMARANG.COM – Sejak Purbaya Yudhi Sadewa menjabat Menteri Keuangan pada 8 September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melesat.
Pada awal Purbaya jadi Menkeu, IHSG masih sedikit di bawah 8.000, namun trennya terus menguat hingga saat ini.
Pada Senin (10/11) pagi IHSG bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap data perekonomian domestik dan global.
IHSG dibuka menguat 48,73 poin atau 0,58 persen ke posisi 8.443.32.
Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,38 poin atau 0,63 persen ke posisi 858,88.
“Perhatian investor tertuju pada rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Penjualan Riil (IPR),” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Oktober 2025 oleh Bank Indonesia (BI).
Data ini akan mencerminkan kekuatan konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Dari mancanegara, pelaku pasar global menantikan dua data penting pada pekan ini, yaitu inflasi data Amerika Serikat (AS) periode Oktober 2025, serta data ekonomi China.
Data inflasi AS yang stabil di level 3,0 persen atau turun berpotensi mendorong pemangkasan suku bunga The Fed, melemahkan dolar, dan menguatkan IHSG serta rupiah. Namun, apabila inflasi naik ke level 3,1-3,2 persen (yoy), dolar AS berpotensi menguat dan rupiah bisa tertekan.
Di sisi lain, para ekonom memperkirakan government shutdown di AS telah menyebabkan penurunan sekitar 60.000 pekerjaan dan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,5 persen. Government shutdown AS juga mulai berdampak pada aktivitas ekonomi riil.
















