MATASEMARANG.COM – Di balik gemerlap industri hiburan Jawa Tengah, ada perubahan besar yang sering luput dari perhatian publik. Selama bertahun-tahun, profesi pemandu karaoke dipandang sebagai pekerjaan pendamping, sekadar teman bernyanyi yang bertugas membuat ruangan terasa ramai.
Namun kini, di tengah persaingan bisnis hiburan yang semakin ketat terutama di Semarang, Solo, dan Yogyakarta, peran tersebut berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih penting, yaitu Emotional Experience Specialist.
Sebagai seseorang yang telah lama berkecimpung di dunia entertainment dan hospitality, saya melihat sendiri bagaimana industri ini berubah dari waktu ke waktu. Dari sisi permintaan, tamu karaoke saat ini datang bukan sekadar untuk bersenang-senang.
Di Semarang, misalnya, segmen korporat dan profesional datang untuk melepas tekanan kerja dan mencari ruang aman yang jauh dari formalitas.
Di Yogyakarta, para wisatawan domestik dan mancanegara menjadikan karaoke eksklusif sebagai hiburan penutup setelah agenda liburan dan business trip.
Sementara di Solo, pertumbuhan permintaan didorong oleh loyalitas pasar lokal yang kuat, dan pola yang sama mulai terlihat di kota satelit seperti Tegal, Purwokerto, dan Cilacap, pasar yang mungkin lebih kecil, tetapi stabil dan berkembang di kalangan profesional muda dan pekerja industri.
Dari pengamatan saya, hampir semua outlet hiburan yang berhasil bertahan dalam lima tahun terakhir mempunyai satu kesamaan: mereka mengelola pengalaman emosional tamu, bukan sekadar menyediakan ruangan karaoke.
