Trap Barrier System Dinilai Lebih Efektif Basmi Tikus Ketimbang Gropyokan

ilustrasi jebakan tikus (pixabay/ sapto7)
ilustrasi jebakan tikus (pixabay/ sapto7)

MATASEMARANG.COM – Penggunaan trap barrier system (TBS) pada lahan tanam padi dinilai lebih efektif untuk mengendalikan sebaran hama tikus.

Biasanya para petani menggunakan metode gropyokan untuk menangkap tikus. Selain itu, mereka menggunakan metode biologis dengan melepas predator alami tikus. Ada juga petani yang menggunakan bahan kimia untuk membasmi tikus di sawah mereka.

“Dari ketiganya, TBS dinilai paling menjanjikan, karena langsung menekan populasi tikus di lapangan,” papar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten Iwan Kurniawan, Kamis 18 September 2025.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Dukung Penghijauan, Bank Jateng Cabang Jepara Bagikan Puluhan Bibit Buah ke Nasabah

Iwan menjelaskan, TBS diterapkan dengan pemasangan pagar berupa plastik fiber di sekeliling lahan tanam, dan memusatkan jalur masuk tikus yang telah dilengkapi perangkap berupa bubu kawat.

Penerapan TBS didukung dengan waktu tanam yang berbeda di setiap lahan, dengan tujuan menekan dampak kerusakan.

“Di Jurangjero, ada beberapa lahan yang diterapkan TBS sebagai tanaman umpan, agar kerusakannya dapat dikendalikan. Setelah itu secara bertahap, lahan-lahan lain mulai ditanami padi,” katanya.

Dari sisi biaya, pemasangan TBS berkisar Rp700 ribu hingga Rp1 juta per patok, tergantung bahan.

BACA JUGA  Sudah Makan Korban, Petani Diminta Tak Pasang Jebakan Tikus Beraliran Listrik

Untuk satu hektare lahan, kebutuhan biaya diperkirakan Rp3,5 juta sampai Rp4 juta.

Namun, pemasangan tidak harus melingkari seluruh sawah, cukup di jalur aktif tikus dengan tambahan tanaman umpan.
“Bubu juga bisa dibuat sederhana dengan memanfaatkan galon bekas, agar lebih hemat,” imbuhnya.

Iwan menambahkan, DKPP berencana memasukkan TBS dalam program perlindungan tanaman tahun depan.

Pos terkait