Pengakuan tersebut diberikan karena wayang bukan hanya sekedar pertunjukan seni, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis, moral, dan identitas budaya Indonesia.
“Pengakuan tersebut bukan karena wayang dan dalangnya, tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” katanya.
Ia menambahkan, Lakon “Sesaji Raja Suya” sendiri mengandung pesan dunia ini harus dipimpin oleh pemimpin yang baik, bijaksana, dan welas asih ke masyarakat. Seorang pemimpin juga harus selaras dalam kata dan tindakan.
Edi membenarkan lakon dalam pewayangan ada banyak sekali. Kisah Mahabharata saja terdiri dari 18 bab. Maka ia mengusulkan agar semua lakon tersebut dipentaskan secara berurutan.
















