“Alhamdulillah, Sekolah Rakyat jadi (tempat bagi) anak-anak yang putus sekolah, bisa sekolah. Anak-anak yang tadinya mungkin merasa rendah diri karena orang tuanya sangat susah hidupnya, kita tarik keluar. Kita beri lingkungan yang sebaik-baiknya supaya mereka percaya diri dan dia dapat pendidikan terbaik yang bisa kita berikan,” tuturnya.
Salah satu siswa, Juniar Diah Afifah (16) asal Setiabudi, Jakarta Selatan, mengaku bahagia bisa bertemu langsung dengan Presiden.
“Tadi kan belajar di kelas, kemudian ada pengumuman Presiden mau datang, aku kaget tidak percaya. Tapi aku senang banget ketemu Pak Presiden, soalnya baru pertama kali bertemu,” ujar Diah.
Melalui Sekolah Rakyat pemerintah berkomitmen membuka jalan bagi setiap anak dari keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan berkualitas sehingga dapat memutus transmisi kemiskinan.
Hingga kini, sebanyak 100 Sekolah Rakyat rintisan telah berjalan di berbagai daerah di Indonesia. Menjelang akhir September, jumlah itu ditargetkan meningkat menjadi 165 lokasi dengan kapasitas 15.895 siswa, serta melibatkan 2.407 guru dan 4.442 tenaga pendidik. (ant)