Langkah Industri Mampu Bantu Jateng Capai 21 Persen Bauran EBT

pemanfaatan energi baru terbarukan di Jawa Tengah. (matasemarang.com/Lia Dina)
pemanfaatan energi baru terbarukan di Jawa Tengah. (matasemarang.com/Lia Dina)

Sementara faktor penarik eksternal adalah regulasi internasional, seperti di Uni Eropa dan Amerika Serikat, yang mewajibkan perhitungan emisi karbon dan potensi penerapan pajak karbon.

“Kami percaya jika kami ingin bisnis kami bertahan untuk jangka panjang, bukan hanya 5-10 tahun tapi mungkin hingga 100 tahun dari sekarang, memang harus dilakukan secara berkelanjutan,” jelas Natasha.

Komitmen keberlanjutan itu dilakukan dengan mendorong pemanfaatan PLTS Atap di fasilitas produksi yang dimiliki CCEP Indonesia di Pabrik Semarang. Instalasi itu dibangun di atas lahan 13.722 m² dengan 2.197 modul surya.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Abrasi Gerus Pantai Kramatsari Pemalang hingga 50 Meter Sejak 2019

Dengan kapasitas 1,2 MWP, sistem ini mampu memenuhi sekitar 17% kebutuhan energi harian pabrik dan menurunkan emisi hingga 1.700 ton CO₂e per tahun.

Peresmian PLTS Atap ini menandai komitmen keberlanjutan yang dijalankan CCEP Indonesia masih akan terus berlanjut.

Director of Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia Lucia Karina, memastikan bahwa inisiatif energi bersih tidak hanya terbatas pada pemanfaatan panel surya, tetapi perusahaan terus menilai opsi lain.

“(Pemanfaatan) Solar panel kami sedang mencoba kolaborasi dengan kawasan industri, karena ada satu pabrik lagi di kawasan industri yang coba kami kerjasamakan untuk memasang PLTS Atap. Tetapi yang pasti, inisiatif keberlanjutan itu tetap ada, tidak cuma di solar panel, mungkin juga yang lain akan terus kami coba, kami asses kira-kira mana yang paling pas,” tandasnya.

Pos terkait