Kolaborasi tersebut dapat menghasilkan ekosistem usaha yang sehat, tertib, dan saling menguntungkan, baik bagi pelaku usaha, masyarakat, maupun pemerintah.
“Meskipun mungkin ini antar pengusaha saling bersaing, saya berharap tetap bisa berkolaborasi dalam hal-hal yang positif,” kata politisi PDI Perjuangan tersebut.
Sumanto menyadari banyak muncul pro dan kontra terkait keberadaan para pengusaha sound. Terlebih bila tata suara yang dimainkan terlampau keras sehingga mengganggu masyarakat.
Karenanya ia berharap para pengusaha lebih peduli dengan tidak menyalakan sound melebihi batas decibel suara yang bisa ditoleransi.
“Terkadang ada yang menganggap kalau tidak keras kurang marem. Tapi kalau suaranya keras bisa mengganggu dan bikin geger. Karena itu semua perlu diatur agar tetap bisa didengarkan secara nyaman dan menjadi hiburan bagi masyarakat,” ujar Sumanto.
Lebih lanjut Sumanto meminta para pengusaha sound system memanfaatkan media sosial dengan membuat konten-konten positif. Sebab saat ini medsos bisa menjadi sarana promosi yang efektif.
“Bagi saya, pro kontra sudah biasa. Apapun akan muncul anggapan positif maupun negatif. Harapannya apa yang dilakukan teman-teman ini bisa jadi hal positif, suara soundnya bisa tetap didengar dengan nyaman,” katanya.
Ke depan ia juga berharap para pengusaha sound lokal ini dapat semakin kompetitif dan mampu bersaing di tingkat nasional, bahkan internasional.
















