MATASEMARANG.COM – Ketua DPRD Jateng Sumanto meminta masyarakat tidak ragu dalam melakukan skrining kesehatan jiwa.
Menurutnya deteksi dini kesehatan jiwa ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Terlebih gangguan kejiwaan yang tak tertangani bisa berpengaruh pada kesehatan fisik seseorang.
Skrining kesehatan jiwa bertujuan mencegah berkembangnya masalah atau gangguan jiwa lebih parah.
Selain itu, untuk meningkatkan proses pemulihan kesehatan secara menyeluruh.
Data mengungkap, depresi, ansietas, dan skizofrenia merupakan 3 gangguan kejiwaan dengan prevalensi tertinggi.
Sementara itu, sebanyak 1,4 persen penduduk usia diatas 15 tahun mengalami depresi, namun hanya 12,7 persen yang berobat. Sedangkan 87,30 persen memilih tak berobat.
“Skrining kesehatan jiwa ini sering dianggap tabu. Padahal tak jarang banyak orang merasa stres karena situasi dan kondisi yang menekan dari lingkungan rumah, sekolah, hingga tempat kerja. Stres, jika tidak dikelola dengan baik, dapat memicu atau memperburuk gangguan jiwa,” ujarnya.
Ia menambahkan, reaksi seseorang terhadap stres tak selalu negative namun tergantung bagaimana mengelola stres tersebut.
Stres juga bisa menyebabkan sakit fisik karena sistem kekebalan tubuh menurun sehingga menjadikan tubuh sulit melawan penyakit.
Data terbaru menunjukkan, gangguan jiwa menjadi penyebab ke 2 Years Lived with Disability (YLDs) atau tahun produktif yang hilang karena disabilitas di Indonesia.
Secara berurutan, penyebab YLDs adalah gangguan otot dan rangka, gangguan jiwa, penyakit organ indera, gangguan neurologis, dan penyakit tak menular lainnya.