Sebab warga sekitar banyak yang belum mengetahui dan waspada dengan tanda-tanda bakal terjadinya tanah longsor.
“Perlu ada penanganan khusus terhadap tanah-tanah yang berpotensi bergerak. Early warning system juga perlu diperkuat. Ke depan, potensi terjadinya bencana di wilayah-wilayah rawan ini pasti masih ada,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia meminta pemerintah mereloksi warga terdampak bencana tanah longsor tersebut ke lokasi yang layak. Warga juga perlu diberi edukasi agar tak tinggal di lokasi rawan bencana.
“Saya rasa apa yang sudah dilakukan berbagai pihak di lokasi tanah longsor Cilacap dan Banjarnegara sudah cukup bagus. Semua pihak bahu-membahu turun tangan. Mulai dari TIm SAR, Pemda, ormas, partai politik, hingga relawan. Saya berharap pemerintah menyediakan tempat relokasi yang layak dan tak terlalu jauh dari tempat warga mencari nafkah,” katanya.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Bergas Catursasi memastikan bantuan logistik untuk warga yang terdampak longsor tercukupi. Termasuk logistik di dua titik pengungsian.
Menurut Bergas, sebagian warga masih khawatir untuk pulang ke rumah masing-masing. Sebagian dari mereka sementara menumpang di rumah saudara , ada di desa setempat atau tetangga desa. Ia mengimbau warga di lokasi bencana tetap waspada.
“Warga, terutama yang tinggal di daerah-daerah rawan bencana tetap perlu waspada. Sebab saat ini curah hujan masih tinggi,” ujarnya.
















