Trump-Putin di Alaska, Berujung Perdamaian Historis atau “Kebodohan” Baru

MATASEMARANG.COM – Rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada 15 Agustus 2025 membawa perasaan ironi sekaligus nostalgik bagi para pecinta sejarah negara-negara Barat.

Mengapa demikian? Karena Alaska itu sendiri dahulu merupakan wilayah milik Kekaisaran Rusia, yang dibeli oleh pemerintahan Amerika Serikat, tepatnya kesepakatan itu ditandatangani pada sekitar 4 pagi tanggal 30 Maret 1867.

Saat Washington D.C masih diselimuti kegelapan, dua pria yang merupakan pejabat dari masing-masing pemerintahan (Menteri Luar Negeri AS William H. Seward dan Dubes Rusia Eduard de Stoeckl) bersama sejumlah pegawai bekerja tanpa henti diterangi lampu gas di kantor Departemen Luar Negeri AS.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA  Markas PBB Diusulkan Dipindah ke Qatar

Hasilnya, dua negara sepakat bahwa AS akan membeli Alaska dari Rusia seharga 7,2 juta dolar AS, atau kira-kira dua sen dolar per ekar, atau sekitar lima sen dolar per hektare!

Faktor ketergesaan untuk menuntaskan pembelian itu memang disengaja. Seward, yang memang dikenal sebagai sosok yang senang bergadang dan lihai secara politik, merasa cemas bahwa bila perjanjian ini dibicarakan pada waktu siang hari maka akan mendapat tantangan dari lawan politik, sorotan tajam insan media, serta adanya hambatan dari Kongres AS.

BACA JUGA  Trump Setujui Penjualan Kepemilikan TikTok ke Investor AS

Mengapa AS ingin mendapatkan sebidang lahan luas di dekat wilayah Kutub Utara itu? Ada banyak alasan tetapi sejumlah yang disorot antara lain adalah Menlu Seward yakin bahwa pengaruh Amerika suatu hari nanti akan meluas hingga ke Pasifik, dan lokasi Alaska menawarkan pijakan yang berharga di dekat Asia.

Pos terkait