MATASEMARANG.COM – PSIS Semarang merupakan klub kebanggaan di Ibu Kota Jawa Tengah yang punya sejarah panjang yang penuh warna dari masa kejayaan hingga perjuangan bangkit dari keterpurukan.
Sejak berdiri tahun 1932, PSIS telah menjadi simbol semangat warga Semarang dalam dunia sepak bola.
Namun, seperti roda yang berputar, prestasi klub ini tak selalu berada di atas. Naik turun performa, gonta-ganti pelatih, dan tekanan suporter menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah Mahesa Jenar.
Di era keemasan, PSIS menjuarai Liga Indonesia 1998/1999 dengan pemain lokal seperti Nurul Huda, Kusnul Yuli, dan M Ridwan yang tampil solid dan penuh semangat.
Gelar ini menjadi tonggak kebanggaan yang masih dikenang hingga kini. Namun, setelah masa kejayaan itu, PSIS sempat terpuruk dan harus berjuang di kasta kedua.
Memasuki era 2000-an, PSIS mengalami pasang surut. Klub ini beberapa kali harus berjuang di Liga 2 dan mengalami pergantian pelatih yang cukup intens namun belum mampu mengembalikan PSIS ke papan atas.
Barulah pada 2017, ada satu nama pelatih yang PSIS membawa tim promosi ke Liga 1, mengakhiri penantian panjang suporter Semarang.
Setelah kembali ke Liga 1, PSIS terus berusaha menjaga performa. Beberapa nama pelatih asing sempat didatangkan untuk menangani Laskar Mahesa Jenar untuk tetap bertahan di papan atas klasemen Liga 1.
Sementara itu, pelatih lokal juga ada yang mampu membawa PSIS ke semifinal Piala Presiden 2022, menunjukkan bahwa pelatih dalam negeri juga punya kapasitas bersaing.
