MATASEMARANG.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, wilayah Jawa Tengah (Jateng) memasuki awal musim kemarau pada Mei 2025.
BMKG menambahkan, durasi kemarau yang melanda Jateng akan berlangsung selama 4 hingga 5 bulan.
Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, Goeroeh Tjiptanto menjelaskan, secara persentase, sebanyak 52 persen wilayah di Jateng masuk kemarau pada Mei 2025.
“Awal musim kemarau 2025 diprediksi pada bulan Mei. Adapula wilayah yang mengalami kemarau paling awal pada dasarian I April 2025, yaitu Kepulauan Karimunjawa, kemudian diikuti Pekalongan, Kota Pekalongan, Rembang, Blora Utara, Pati Selatan, Pati Utara, dan seterusnya,” ujarnya.
Pada 2025 kondisi iklim di wilayah Jateng cenderung normal dan tidak dipengaruhi kuat oleh fenomena La Nina ataupun El Nino.
Selain itu, kemarau akan lebih dulu menyapa wilayah di pantura, menyusul Jateng bagian tengah dan selatan.
Wilayah Jateng yang mengalami awal kemarau lebih lambat, di antaranya sebagian Cilacap, Banyumas, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga bagian barat, dan Kebumen bagian utara. Wilayah-wilayah tersebut akan memasuki kemarau pada akhir dasarian III Juni 2025.
“Kemarau ini karena normal netral cenderung dimulai dari wilayah pantai yang di utara. Karena, monsun tadi dari Australia di wilayah Selatan. Jadi pasokan uap air dari laut sini untuk membasahi daerah selatan, sementara di wilayah sini pegunungan, tidak cukup air untuk sampai ke wilayah utaranya,” paparnya.
Goeroeh mengatakan, nantinya puncak musim kemarau di Jateng umumnya pada Agustus 2025.