MATASEMARANG.COM – Pada sebuah pagi, puluhan orang–sebagian besar merupakan lansia–berjalan bersama menggunakan tongkat di kawasan Tri Lomba Juang (TLJ) Mugas Kota Semarang. Meski hari itu bukan kali pertama rombongan itu “turun gunung” ke TLJ, jalan kaki bertongkat ala komunitas itu tetap menarik perhatian banyak orang.
Komunitas Jalan Nordik Abhinaya–nama kelompok itu–memang sadar menjadi perhatian banyak orang. Kendati demikian, rombongan pejalan kaki bertongkat itu terus melanjutkan langkah kaki dan mengayunkan kedua tongkatnya di lintasan TLJ. Ada yang tiga putaran, banyak pula yang lebih dari itu.
Ini memang bukan jenis jogging biasa. Kedua tongkat–mirip tongkat ski–yang digunakan pun bukan gaya-gayaan. Seperti tongkat ajaib, pipa bulat batangan setinggi 90 sentimeter yang digunakan tersebut memberi banyak manfaat bagi segenap organ tubuh.
Nama jalan kaki bertongkat itu disebut jalan nordik. Seperti namanya, jalan kaki bertongkat ini berasal dari Nordic, jazirah Skandinavia, yang antara lain melingkupi Denmark, Norwegia, dan Swedia.
Melihat bentuknya, tongkat yang digunakan sebangun dengan yang dipakai berjalan di atas salju para penduduk berhawa dingin itu. Bukan rahasia lagi bahwa rata-rata usia penduduk Skandinavia mencapai 82 tahun lebih, termasuk tertinggi di dunia. Selain iklim yang mendukung dan gaya hidup sehat, tongkat nordik juga diyakini punya andil besar dalam menjaga kualitas kesehatan hingga masa lansia penduduk Nordik.
Studi Manfaat Jalan Nordik
Sejumlah studi memperkuat manfaat nyata atas kebiasaan jalan bertongkat itu.
















